Tiap huruf kueja dengan pelan
Ku susun kata demi kata meski terbata-bata
Demi bait-bait kalimat yang terangkai
Agar semua orang tahu apa yang kuinginkan
Namun seolah-olah semua jadi sia-sia
Sering tak dapat kupahami
Mengapa akalku tak sanggup menampung
potongan-potongan kata yang sudah kueja
agar menjadi bahasa yang dapat dicerna
Mengapa lidah ini terasa keluh
Kaku dan tak sanggup berucap
seakan potongan baja merasuk dlm lidahku
entah sampai kapan aku begini
Memang, tak mudah memahami semua
kelemahan ini bagi diriku
hingga tak sedikit di antara mereka mengejek
mencela dan mengganggapku bodoh
karena tak sebait kata pun dapat kususun
menjadi kalimat yang membuat mereka bangga
Tapi, pada siapa aku harus marah
kepada siapa aku harus harus bersumpah serapah
karena semua akan membuatku semakin hina
Biarlah, kurangkai kembali kata-kata itu
meski hanya dalam relung kalbu yang tak pernah terucap
hanya desiran-desiran angin yang menuntunku
tuk memahami bahwa ini takdir Tuhan untukku